Home » , » Kunjungan Ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nusa Bangsa

Kunjungan Ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nusa Bangsa

Written By Ledia Hanifa on Rabu, 27 November 2013 | 11:01:00 PM

Banyak kendala ditemui generasi muda ini saat mereka berkeinginan mengecap pendidikan, soal biaya utamanya.
       Meski pemerintah telah meloloskan program wajib belajar 9 tahun dan menggr atiskan sekolah tingkat SD hingga SMP, masih banyak sekolah melakukan berbagai pungutan, ‘penyeragaman’ dan sumbangan sarana prasarana sekolah yang dirasa meberatkan siswa dan orangtua siswa. Apalagi dengan banyaknya sekolah yang seakan berlomba menjadi sekolah berstandar internasional yang pada akhirnya melipatgandakan biaya pendidikan di sana.
       Di tengah kegalauan akan mahalnya pendidikan beberapa anggota masyarakat yang peduli akan nasib generasi bangsa terutama dari kaum tak mampu secara mandiri menyelenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ‘ramah’ bagi rakyat miskin.
       PKBM Nusa Bangsa salah satunya. Saat mengunjungi PKBM ini pada Mei lalu sebagai salah satu program kunjungan kerja ke daerah pemilihan, Ledia Hanifa menemukan semangat belajar yang tinggi dari para siswa dan semangat mengajar yang tulus dari para guru di PKBM ini. Sekolah ‘sederhana yang dibangun atas dasar jiwa sosial para pengurusnya ini tak mewajibkan penyeragaman apapun pada siswa yang hampir semuanya kalangan tak mampu ini. Tak heran jika pakaian mereka beraneka ragam kualitasdan jenisnya –ada yang memakai seragam dengan badge SD, SMP, seragam bekas, seragam dari sekolah lain– dan tak jadi soal bila datang dengan bersandal jepit.
       Kelas yang dibuat seadanya dan masih menggunakan papan tulis dan kapur sebagai media belajarnya ini juga memberikan buku-buku pelajaran dengan sistem pinjam pada anak didik sehingga mereka tak lagi perlu dipusingkan dengan upaya mencari biaya membeli buku.
       Meski demikian senyum ceria tetap menghiasa wajah anak-anak yangg penuh semangat belajr ini. Meski mereka pun menguntai harapan agar pemerintah mau memperhatikan sarana dan prasanara sekolah mereka agar mereka bisa belajar dengan lebih baik dan lebih semangat.
       Para guru yang mengajar pun tetap bersemangat mendidik murid-murid meski mereka sesungguhnya mendapat penghasilan yang sangat minimal, tak sampai lima ratus ribu rupiah per bulan, mengingat PKBM ini hanya mengandalkan dana donatur untu membiayai segala kegiatannya.
       Satu hal yang juga patut mendapat acungan jempol adalah terpampangnya laporan keuangan dari para donatur di dinding pengumuman secara terbuka.
       Siapapun yang menyumbang dan kemana saja segala macam sumbangan itu digunakan tertulis jelas dan bisa dibaca siapa saja.
       Itu sebabnya PKBM Nusa Bangsa sangat berharap bila pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan bisa memberikan dana bantuan operasional demi kelangsungan kegiatan ajar mengajar yangg lebih baik di  PKBM ini (Zif).




0 comments:

Posting Komentar