Sudah seharusnya Indonesia berterimakasih kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam Hidayatullah yang lebih memilih untuk berdakwah dan mengirim dai ke daerah-daerah pelosok di negeri ini.
“Saya pribadi mengucapkan terimakasih kepada Hidayatullah atas kiprah dakwahnya,” demikian ungkapan Wakil Ketua Komisi VIII FPKS DPR RI, Ledia Hanifa Amaliyah kepada hidayatullah.com, di sela-sela agenda rapat dengan Dirjend Kemenag bersama perwakilan Bank Syariah di Gedung Nusantara II DPR Jakarta, Rabu (23/09/2015).
Pernyataan itu Ledia sampaikan ketika dimintai masukan dan sarannya untuk menyambut Musyawarah Nasional (Munas) Ke-IV Hidayatullah yang insyaAllah akan digelar mulai 07 sampai 11 November 2015 di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia mengungkapkan bahwa pernah mengunjungi pesantren Hidayatullah di Manokwari. Bahkan, katanya, tidak sedikit pessantren cabang Hidayatullah yang telah menyebar di seluruh nusantara seperti Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya.
“Saya berinteraksi dengan Hidayatullah memang nggak terlalu intens, tetapi, kenal dengan beberapa pengurusnya,” cetusnya.
Selama ini, menurut Ledia orang atau para da’i lebih cenderung memilih dakwah di tempat yang padat penduduknya seperti di Pulau Jawa. Padahal, orang-orang yang di luar pulau Jawa, katanya, juga sangat membutuhkan bantuan pendidikan melalui pesantren-pesantren seperti Hidayatullah.
“Artinya ujung tombak dakwah negeri ini di antaranya telah dilakukan oleh Hidayatullah,” jelasnya.
Ledia berharap ke depan akan semakin banyak terbangun lebih luas dan besar jaringan ormas Islam seperti Hidayatullah, supaya strategi untuk melangkah bersama di dalam mendakwahkan syiar Islam bisa lebih massif, serta lebih menasional secara bersama-sama.
“Setiap ormas Islam mungkin akan mengatakan bahwa kami juga punya anggota di seluruh Indonesia tetapi, jika kemudian ada link antar ormas Islam, kemudian mekalukan kerjasama. Itu subhanallah! Akan luar biasa jauh lebih bagus, dan berkembang ke depannya,” harapnya.
Selain itu, Ledia juga mengugkapkan bahwa dirinya melihat kesungguhan kerja Hidayatullah dalam bidang dakwah dan pendidikan itu luar biasa. Karena itu, Ledia berharap ke depannya Hidayatullah mampu memikirkan bagaimana caranya untuk memadukan antara pendidikan agama dengan life skill (ketrampilan) untuk ditransformasika generasi para penerus.
“Karena cabangnya banyak di daerah, Hidayatullah bisa memulai melalui pertanian atau peternakan yang bisa dikembangkan.”
Menurut Ledia, jika hal itu mampu dilaksanakan Hidayatullah, maka ia yakin Hidayatullah akan memberikan kontribusi yang luar biasa. Artinya ketika sejumlah orang menganggap bahwa lulusan pesantren tidak bisa berbuat banyak dalam kehidupan sehari-hari, justru Hidayatullah mampu memberikan skill yang luar biasa, sebagai upaya menunjukkan bahwa lulusan pesantren itu justru mampu mandiri untuk menghidupi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan upaya-upaya yang mereka lakukan.
“Sebab, skillnya sudah ditanamkan sejak mereka di pesantren,” demikian tandasnya
“Saya pribadi mengucapkan terimakasih kepada Hidayatullah atas kiprah dakwahnya,” demikian ungkapan Wakil Ketua Komisi VIII FPKS DPR RI, Ledia Hanifa Amaliyah kepada hidayatullah.com, di sela-sela agenda rapat dengan Dirjend Kemenag bersama perwakilan Bank Syariah di Gedung Nusantara II DPR Jakarta, Rabu (23/09/2015).
Pernyataan itu Ledia sampaikan ketika dimintai masukan dan sarannya untuk menyambut Musyawarah Nasional (Munas) Ke-IV Hidayatullah yang insyaAllah akan digelar mulai 07 sampai 11 November 2015 di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia mengungkapkan bahwa pernah mengunjungi pesantren Hidayatullah di Manokwari. Bahkan, katanya, tidak sedikit pessantren cabang Hidayatullah yang telah menyebar di seluruh nusantara seperti Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya.
“Saya berinteraksi dengan Hidayatullah memang nggak terlalu intens, tetapi, kenal dengan beberapa pengurusnya,” cetusnya.
Selama ini, menurut Ledia orang atau para da’i lebih cenderung memilih dakwah di tempat yang padat penduduknya seperti di Pulau Jawa. Padahal, orang-orang yang di luar pulau Jawa, katanya, juga sangat membutuhkan bantuan pendidikan melalui pesantren-pesantren seperti Hidayatullah.
“Artinya ujung tombak dakwah negeri ini di antaranya telah dilakukan oleh Hidayatullah,” jelasnya.
Ledia berharap ke depan akan semakin banyak terbangun lebih luas dan besar jaringan ormas Islam seperti Hidayatullah, supaya strategi untuk melangkah bersama di dalam mendakwahkan syiar Islam bisa lebih massif, serta lebih menasional secara bersama-sama.
“Setiap ormas Islam mungkin akan mengatakan bahwa kami juga punya anggota di seluruh Indonesia tetapi, jika kemudian ada link antar ormas Islam, kemudian mekalukan kerjasama. Itu subhanallah! Akan luar biasa jauh lebih bagus, dan berkembang ke depannya,” harapnya.
Selain itu, Ledia juga mengugkapkan bahwa dirinya melihat kesungguhan kerja Hidayatullah dalam bidang dakwah dan pendidikan itu luar biasa. Karena itu, Ledia berharap ke depannya Hidayatullah mampu memikirkan bagaimana caranya untuk memadukan antara pendidikan agama dengan life skill (ketrampilan) untuk ditransformasika generasi para penerus.
“Karena cabangnya banyak di daerah, Hidayatullah bisa memulai melalui pertanian atau peternakan yang bisa dikembangkan.”
Menurut Ledia, jika hal itu mampu dilaksanakan Hidayatullah, maka ia yakin Hidayatullah akan memberikan kontribusi yang luar biasa. Artinya ketika sejumlah orang menganggap bahwa lulusan pesantren tidak bisa berbuat banyak dalam kehidupan sehari-hari, justru Hidayatullah mampu memberikan skill yang luar biasa, sebagai upaya menunjukkan bahwa lulusan pesantren itu justru mampu mandiri untuk menghidupi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan upaya-upaya yang mereka lakukan.
“Sebab, skillnya sudah ditanamkan sejak mereka di pesantren,” demikian tandasnya
0 comments:
Posting Komentar