REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peran pendidikan anak yang
semestinya menjadi satu lingkaran kesinambungan antara rumah dan sekolah,
orangtua serta guru kini kian minimalis bahkan cenderung terputus.
"Hubungan orangtua dengan dunia pendidikan anaknya menjadi
minimalis," kata Wakil Ketua Komisi VIII Ledia Hanifa Amaliah di
Bandung, Ahad (4/5).
Ia menyebutkan banyak orangtua tanpa disadari seolah telah menyelesaikan tugas pendidikan anak dengan mencari dan memasukkan anak ke sekolah-sekolah yang dianggap terbaik, termegah dengan fasilitas terlengkap.
Ia menyebutkan banyak orangtua tanpa disadari seolah telah menyelesaikan tugas pendidikan anak dengan mencari dan memasukkan anak ke sekolah-sekolah yang dianggap terbaik, termegah dengan fasilitas terlengkap.
Bila
sekolah sendiri tidak memiliki program yang melibatkan peran orangtua dan
kemudian orangtua pun tidak proaktif, kata dia maka banyak momen dalam masa
tumbuh kembang anak yang tidak terpantau orangtua. "Kewajiban orang tua
tidak bisa teputus dengan hanya melunasi iuran sekolah," katanya,"
katanya.
Selain
itu, menurut dia pendidikan berbasis keteladanan yang paling efektif diserap
dan menjadi pengokoh karakter anak di masa dewasa semakin langka.
Orang
tua harus menjadi teladan utama dan pertama bagi anak di rumah. Sementara di
lingkungan sekolah, kepala sekolah,staf pengajar dan staf pendukung lainnya
harus menjadi ujung tombak dalam hal memberi keteladanan sikap, perilaku serta
nilai moral.
"Jangan
sampai anak diajari hal-hal baik tetapi tidak melihat praktek hal-hal baik
itu," anggota DPR yang juga aktivis perempuan dan anak itu. Pendidikan
yang didapat anak di luar sekolah dalam hal ini lingkungan bermain, lingkungan
rumah dan lingkungan masyarakat memiliki pengaruh sangat besar, terutama yang
diajarkan lewat tayangan televisi serta internet.
0 comments:
Posting Komentar