Home » » Studi Banding Parlemen tentang Iklim dan Kependudukan, Laos 24-29 April 2010

Studi Banding Parlemen tentang Iklim dan Kependudukan, Laos 24-29 April 2010

Written By Ledia Hanifa on Rabu, 27 November 2013 | 10:52:00 PM

Perubahan iklim tak hanya ’mengacaukan’ kondisi suhu udara, pola cuaca dan perubahan muslim di suatu negara. Perubahan iklim yang salah satunya disebabkan oleh efek pemanasan global sesungguhnya telah mempengaruhi  pula berbagai permasalahan kehidupan umat manusia secara umum.
       Betapa tidak, masa hujan dan panas yang berubah, suhu udara dan kelembapan yang berubah msalnya telah pula mengakibatkan pola hidup tanaman dan pola hidup hewan ikut berubah. Beberapa wilayah negeri seperti di India, Bangladesh dan Nepal melaporkan tak hanya terjadi perubahan pada masa tanam dan panen, namun hasil panenan pun mengalami perubahan menjadi lebih sedikit atau kurang berkualitas.
        Perubahan iklim ini pun lantas diketahui telah menyebabkan  beberapa penyakit  yang sebelumnya tak dikenali bermunculan atau menjadi resisten terhadap penanganan yang dahulu biasa dilakukan, begitu juga kondisi tubuh kita, menjadi rentan penyakit saat menghadapi berbagai perubahan yang ada.

       Dalam lokakarya yang membincangkan soal kependudukan, pembangunan dan efek perubahan iklim di Laos April lalu, delegasi parlemen dari berbagai Negara di Asia Tenggara ikut urun rembug dalam berbagai diskusi yang bermaksud mencari solusi langkah-langkah meminimalisir dampak negatif perubahan iklim terhadap kualitas kehidupan satu masyarakat.

       Dalam salah satu kajian diskusi ini diangkat secara khusus persoalan nasib kaum perempuan saat menghadapi kondisi perubahan iklim.

       Mengapa secara khusus ada fokus pembicaraan mengenai perempuan dikarenakan dari berbagai pengamatan dan penelitian ditemukan bahwa sebagian besar perempuan -dan anak– ternyata mengalami dampak terburuk dari kondisi perubahan iklim ini.

       Perempuan adalah kelompok yang amat rentan terkena penyakit ataupun mengalami pemiskinan dan keterbelakangan. Ini disebabkan minimnya akses kaum perempuan pada persoalan pendidikan, pekerjaan yang memadai, kesehatan dan penetuan keputusan politik yang melibatkan kebijakan pembangunan.

       Dalam berbagai aspek dan di berbagai negara ditemukan bahwa setiap kali terjadi penurunan kuantitas atau kualitas hidup keluarga semisal gagal panen maka perempuanlah yang umumnya pertama kali akan merasakan dampaknya entah karena pengorbanan dirinya akan kebutuhan keluarga atau karena secara fisik dia lebih rentan dan lemah terhadap penyakit.

       Perubahan iklim yang menyebabkan perubahan cuaca, iklim, kegagalan panen, lemahnya ternak, munculnya penyakit dan banyak lagi umumnya juga membuat para perempuan harus bekerja lebih keras untuk mengatasi persoalan ini karena memang jauh lebih banyak kaum perempuan yang berurusan langsung dengan pekerjaan-pekerjaan pertanian dan urusan rumah tangga.

       Belum lagi masalah ibu hamil dan menyusui yang tak mampu memperoleh standar gizi cukup akibat semakin menurunnya kualitas hidup keluarga setelah terjadinya perubahan iklim.

       Maka, selain mendiskusikan alternatif-alternatif jalan keluar, peserta lokakarya juga membuat rekomendasi yang akan disampaikan ke pemerintahan negara masing-masing. (Zif/)



0 comments:

Posting Komentar