INILAH, Bandung - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Ida Hernida menyebut pihaknya terus melakukan pengembangan destinasi wisata kuliner dan belanja di Jawa Barat.
Salah satu peluang pihaknya untuk mendongkrak potensi wisata kuliner dan belanja di Jawa Barat adalah ditetapkannya Geopark Ciletuh Pelabuhanratu menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
"Potensinya sangat besar, bahkan nantinya akam terintegrasi dari Pelabuhanratu terus nyambung ke Santolo, hingga Pangandaran," katanya usai menghadiri acara Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner dan Belanja, di Bandung, Kamis (19/4/2018).
Ia pun mengatakan, di Jawa Barat memiliki ragam kuliner yang otentik. Sehingga, hingga kini masih banyak makanan khas yang belum dikenal padahal memiliki citarasa yang unik.
"Nanti kalau ada makanan yang belum terkenal asli Jabar, kasih ke saya, nanti kita promosikan," katanya.
Selain itu, pihaknya pun mendorong terbentuknya pasar digital, yang nantinya akan memasarkan kuliner khas Jawa Barat.
Selain kuliner, pihaknya pun akan memasarkan kebudayaan khas Jawa Barat.
"Jadi pasar digital, permainan dan kesenian harus dipromosikam di sana," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amalia menyebut saat ini harus diakui masyarakat pendatang yang datang ke Jawa Barat lebih melirik pusat produsen fesyen ke daerah asal pembuatnya.
Sehingga hal tersebut sedikit membuat lesu geliat wisata belanja di Ibu Kota Jawa Barat, Kota Bandung.
"Jadi itu risiko, makanya di sini harus kreatif," katanya.
Untuk mempertahankan eksistensi fesyen di Jabar, Ledia menilai perlu adanya branding yang khas, sehingga wisatawan akan mengetahui ke mana akan belanja saat brand-brand sudah terbentuk.
"Sekarang kita punya sentra rajut, tapi apakah rajut kita sudah dikenal belum, nah Jogja punya sentra rajut tapi mereka punya branded, nah kita harus melakukan itu," katanya.
Salah satu peluang pihaknya untuk mendongkrak potensi wisata kuliner dan belanja di Jawa Barat adalah ditetapkannya Geopark Ciletuh Pelabuhanratu menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
"Potensinya sangat besar, bahkan nantinya akam terintegrasi dari Pelabuhanratu terus nyambung ke Santolo, hingga Pangandaran," katanya usai menghadiri acara Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner dan Belanja, di Bandung, Kamis (19/4/2018).
Ia pun mengatakan, di Jawa Barat memiliki ragam kuliner yang otentik. Sehingga, hingga kini masih banyak makanan khas yang belum dikenal padahal memiliki citarasa yang unik.
"Nanti kalau ada makanan yang belum terkenal asli Jabar, kasih ke saya, nanti kita promosikan," katanya.
Selain itu, pihaknya pun mendorong terbentuknya pasar digital, yang nantinya akan memasarkan kuliner khas Jawa Barat.
Selain kuliner, pihaknya pun akan memasarkan kebudayaan khas Jawa Barat.
"Jadi pasar digital, permainan dan kesenian harus dipromosikam di sana," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amalia menyebut saat ini harus diakui masyarakat pendatang yang datang ke Jawa Barat lebih melirik pusat produsen fesyen ke daerah asal pembuatnya.
Sehingga hal tersebut sedikit membuat lesu geliat wisata belanja di Ibu Kota Jawa Barat, Kota Bandung.
"Jadi itu risiko, makanya di sini harus kreatif," katanya.
Untuk mempertahankan eksistensi fesyen di Jabar, Ledia menilai perlu adanya branding yang khas, sehingga wisatawan akan mengetahui ke mana akan belanja saat brand-brand sudah terbentuk.
"Sekarang kita punya sentra rajut, tapi apakah rajut kita sudah dikenal belum, nah Jogja punya sentra rajut tapi mereka punya branded, nah kita harus melakukan itu," katanya.
0 comments:
Posting Komentar