Timnas Indonesia kembali gagal mencetak prestasi tinggi di kawasan terkecilnya, Asia Tenggara, setelah kandas di fase grup Piala AFF 2018.
Pasukan "Merah Putih" dipastikan tidak lolos ke semifinal karena perolehan angkanya tidak cukup bahkan untuk menempati posisi kedua di klasemen Grup B, walaupun masih menyisakan satu pertandingan (melawan Filipina hari Sabtu (25/11) mendatang.
Dengan demikian, dari 12 edisi Piala AFF belum sekalipun Indonesia tampil sebagai juara. Sekali lagi, kali terakhir timnas menjuarai sebuah kejuaraan resmi adalah di SEA Games 1991.
"Kami sangat prihatin dengan prestasi timnas Indonesia, termasuk di Piala AFF 2018 yang gagal melaju ke semifinal. Pekerjaan rumah sepakbola kita masih banyak," ujar Hendri Satrio, ketua perkumpulan Sepakbola Indonesia Juara (SIJ), dalam keterangan persnya, Kamis (22/11/2018).
Pria yang akrab dipanggil Hensat itu menggarisbawahi bahwa persepakbolaan Indonesia perlu dan genting untuk dibenahi, baik dalam hal prestasi maupun terkait masih banyaknya tudingan hal-hal "sampah" yang terjadi di pertandingan liga.
"Kegagalan ini memang tidak semuanya merupakan kegagalan figur ketua umum PSSI semata, tapi memang masih banyak ruang kosong yang belum diisi oleh PSSI, mulai dari pembinaan suporter hingga advokasi untuk penguatan kualitas timnas. Termasuk bagaimana memberikan masukan supaya cerita timnas tidak melulu kelabu," tambah Hensat.
Suporter Adalah Aset Penting Sepakbola Indonesia
Belum lama ini Sepakbola Indonesia Juara (SIJ) menggelar diskusi tentang suporter sepakbola di Jakarta. Salah satu pembicara, Ignatius Indro, menyebut suporter belum menjadi mitra sepakbola di negeri ini.
"Saya jamin, suporter kita paling fanatik di dunia. Namun selama ini suporter hanya diarahkan sebagai pembeli tiket. Setelah pertandingan kelar, ya dilepas, belum dijadikan mitra," tutur ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia itu.
Mantan Kapten Timnas Indonesia yang juga GM Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, mengapresiasi program yang dilakukan SIJ khususnya pembinaan suporter. Namun dirinya juga mengharapkan pembinaan suporter dapat dilakukan dengan lebih kongkrit melalui regulasi dan edukasi.
"Suporter Indonesia harus juga belajar tentang pemahaman regulasi sepakbola dan menurut saya saat ini sudah cukup baik peningkatannya," jelas Ponaryo.
Anggota DPR, Komisi X, Ledia Hanifa Amaliah mengatakan bahwa di Komisi X memang belum pernah bicara tuntas tentang Suporter. Bahkan menurut Ledia, secara undang-undang, suporter belum dimasukkan maksimal sebagai bagian dari olahraga.
"Belum ada keterkaitan antara suporter dengan klub sepakbola. Padahal sepakbola tidak asik tanpa suporter, tidak seru. Banyak hal kreatif dilakukan suporter yang membuat pertandingan menjadi lebih menarik," kata dia.
Ledia juga menggarisbawahi bahwa suporter memang belum "dipikirin" karena dalam prolegnas pun perubahan undang-undang olahraga tidak masuk. "Di Komisi X memang tidak terlalu banyak bicara sistem olahraga nasional, ini memang pekerjaan rumah yang sangat besar," tambah Ledia.
https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4312044/prestasi-timnas-memprihatinkan-pr-masih-banyak
Pasukan "Merah Putih" dipastikan tidak lolos ke semifinal karena perolehan angkanya tidak cukup bahkan untuk menempati posisi kedua di klasemen Grup B, walaupun masih menyisakan satu pertandingan (melawan Filipina hari Sabtu (25/11) mendatang.
Dengan demikian, dari 12 edisi Piala AFF belum sekalipun Indonesia tampil sebagai juara. Sekali lagi, kali terakhir timnas menjuarai sebuah kejuaraan resmi adalah di SEA Games 1991.
"Kami sangat prihatin dengan prestasi timnas Indonesia, termasuk di Piala AFF 2018 yang gagal melaju ke semifinal. Pekerjaan rumah sepakbola kita masih banyak," ujar Hendri Satrio, ketua perkumpulan Sepakbola Indonesia Juara (SIJ), dalam keterangan persnya, Kamis (22/11/2018).
Pria yang akrab dipanggil Hensat itu menggarisbawahi bahwa persepakbolaan Indonesia perlu dan genting untuk dibenahi, baik dalam hal prestasi maupun terkait masih banyaknya tudingan hal-hal "sampah" yang terjadi di pertandingan liga.
"Kegagalan ini memang tidak semuanya merupakan kegagalan figur ketua umum PSSI semata, tapi memang masih banyak ruang kosong yang belum diisi oleh PSSI, mulai dari pembinaan suporter hingga advokasi untuk penguatan kualitas timnas. Termasuk bagaimana memberikan masukan supaya cerita timnas tidak melulu kelabu," tambah Hensat.
Suporter Adalah Aset Penting Sepakbola Indonesia
Belum lama ini Sepakbola Indonesia Juara (SIJ) menggelar diskusi tentang suporter sepakbola di Jakarta. Salah satu pembicara, Ignatius Indro, menyebut suporter belum menjadi mitra sepakbola di negeri ini.
"Saya jamin, suporter kita paling fanatik di dunia. Namun selama ini suporter hanya diarahkan sebagai pembeli tiket. Setelah pertandingan kelar, ya dilepas, belum dijadikan mitra," tutur ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia itu.
Mantan Kapten Timnas Indonesia yang juga GM Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, mengapresiasi program yang dilakukan SIJ khususnya pembinaan suporter. Namun dirinya juga mengharapkan pembinaan suporter dapat dilakukan dengan lebih kongkrit melalui regulasi dan edukasi.
"Suporter Indonesia harus juga belajar tentang pemahaman regulasi sepakbola dan menurut saya saat ini sudah cukup baik peningkatannya," jelas Ponaryo.
Anggota DPR, Komisi X, Ledia Hanifa Amaliah mengatakan bahwa di Komisi X memang belum pernah bicara tuntas tentang Suporter. Bahkan menurut Ledia, secara undang-undang, suporter belum dimasukkan maksimal sebagai bagian dari olahraga.
"Belum ada keterkaitan antara suporter dengan klub sepakbola. Padahal sepakbola tidak asik tanpa suporter, tidak seru. Banyak hal kreatif dilakukan suporter yang membuat pertandingan menjadi lebih menarik," kata dia.
Ledia juga menggarisbawahi bahwa suporter memang belum "dipikirin" karena dalam prolegnas pun perubahan undang-undang olahraga tidak masuk. "Di Komisi X memang tidak terlalu banyak bicara sistem olahraga nasional, ini memang pekerjaan rumah yang sangat besar," tambah Ledia.
https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4312044/prestasi-timnas-memprihatinkan-pr-masih-banyak
0 comments:
Posting Komentar