Wakil Ketua Komisi
VIII DPR Ledia Hanifa menyampaikan rasa duka cita terhadap peristiwa Mina yang
menewaskan ratusan jemaah haji.
Ia mendapatkan
informasi kejadian tersebut bukan di tempat lontar Jumrah melainkan di Syari'
(jalan) 204.
"Menurut info
jalan ini jarang dilalui oleh orang Indonesia. Umumnya dari negara-negara
Afrika," kata Ledia ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (24/9/2015).
Ia menduga jemaah
mengejar waktu yang utama untuk melontar Jumrah yaitu sekitar waktu dhuha. Juga menghindari
cuaca panas di siang hari. Pasalnya, wukuf di
Arafah cuacanya sangat panas dengan suhu di atas 50 celcius. Setelah dari Arafah
dan Muzdalifah jemaah biasanya mengambil satu diantara dua pilihan.
"Beristirahat
dulu, selepas dhuha lontar jumrah baru thawaf ifadhah di Masjidil haram atau
langsung ke masjidil haram untuk thawaf ifadhah dan dilanjut lontar
jumrah," kata Politikus PKS itu.
Ia menuturkan
beberapa tahun terakhir jemaah Indonesia disarankan lontar jumrah tidak pada
saat dhuha atau dzuhur. Rata-rata setelah
ashar atau menjelang ashar. "Ini untuk
menghindari penumpukan dengan jamaah dari negara lain," imbuhnya.
http://m.tribunnews.com/internasional/2015/09/24/insiden-mina-wakil-ketua-komisi-viii-duga-jemaah-kejar-waktu-lempar-jumrah
0 comments:
Posting Komentar