Home » , , , , » Banyak Jemaah Haji Tersesat

Banyak Jemaah Haji Tersesat

Written By Ledia Hanifa on Senin, 20 Juni 2016 | 1:38:00 AM


PENGGUNAAN bebe­rapa identitas pada jemaah haji Indonesia tak menjamin mereka bisa kembali ke pemondokan setelah menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. Terbukti, jemaah haji Indonesia, meski menggunakan banyak identitas, tetap saja sulit kembali ke pemondokan mereka.

"Ada banyak atribut dipakai seperti slayer, mukena, topi, dan sandal. Belum lagi, gelang bertuliskan kloter dan status kesehatan. Namun, itu tak lekas mudah mengantar jemaah haji yang tersesat. Sukar mencocokkan kloter mereka dengan pemondokan," ungkap Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah kepada Media Indonesia, kemarin.

Dari hasil pemantauan haji di Madinah dan Mekah, Ledia menyampaikan banyaknya jemaah haji Indonesia yang tersesat saat kembali ke pemondokan merupakan salah satu imbas visa jemaah haji yang bermasalah pada tahun ini. Itu berakibat pada ren­tetan pelayanan di Arab Saudi. Jemaah haji harus dikelompokk­an ulang untuk tinggal di pemondokan berikut pembagian kamarnya.

"Beberapa kasus kami temukan, ada koper jemaah yang sudah tiba, tapi jemaah belum punya visa. Ada jemaah sudah tiba, tapi paspornya tertukar dengan jemaah lain. Ada juga jemaah yang dimajukan keberangkatannya untuk mengisi kekosongan yang belum memiliki visa. Ini berakibat ketika tersesat, gelang dan alamat mereka tidak match (cocok)," ungkapnya.

Ditambah lagi, lanjut dia, jumlah petugas sektor khusus di Masjid Nabawi di Madinah pada pintu 18 sedikit. Padahal, jemaah haji banyak yang ter­sesat di sana.

Selain tersesat, Ledia mengatakan masalah kesehatan pun mulai melanda para jemaah haji Indonesia. Kondisi jemaah yang sepertiganya jemaah lanjut usia (lansia) membuat dokter harus berkeliling mencari pasien jemaah haji. Parahnya, Pemerintah Kota Madinah melarang membuka posko kesehatan di sana.

"Akibatnya jemaah haji yang mengeluh masalah kesehatan kepada petugas kesehatan tidak memadai propor­sinya setiap kloter (kelompok terbang). Satu dokter dengan dua perawat untuk sekitar 400 orang. Kalau satu kloter satu hotel masih memudahkan, tapi kondisinya ada yang  satu kloter terbagi-bagi, misalnya SOC25 di 3 hotel. JKS23 di 4 hotel. Seharusnya sudah ada bimbingan kesehatan satu tahun sebelum berangkat."

Menurut dia, pemerintah mesti memberi bimbingan kesehatan, antara lain, menjaga asupan makan dan minum dalam cuaca panas kepada jemaah haji.

"Jumlah petugas kesehatan dan pendamping lansia pun mesti ditambah. Sebab, banyak jemaah lansia yang tanpa pendamping. Ini menjadi sulit di lapangan saat ada jemaah haji yang sudah terbaring di tempat tidur tak ada yang mendampingi, akhirnya mereka ketergantungan pada jemaah lain yang akan beribadah," pungkas Ledia.

Sudah 23%
Hingga Sabtu (5/9) pukul 17.00 waktu setempat, sudah ada 36.581 jemaah haji Indonesia yang tiba di Mekah untuk menjalankan proses ibadah haji pada tahun ini.

Mereka merupakan jemaah haji dari Madinah yang telah menyelesaikan ibadah salat Arbain sebanyak 29.996 orang (tergabung dalam 74 kloter), serta jemaah haji gelombang kedua dari Tanah Air yang tiba di Jeddah dan langsung di­berangkatkan ke Mekah, yakni 6.585 jemaah (dalam 16 kloter).

"Dengan demikian, sekitar 23% jemaah calon haji Indonesia telah berada di Mekah dari total jemaah reguler sebanyak 155.200 orang," ungkap Kepala Seksi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Daerah Kerja Mekah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Reza Muhammad Marzal, di Mekah. (Ant/H-2) 




http://www.mediaindonesia.com/mipagi/read/15147/Banyak-Jemaah-Haji-Tersesat/2015/09/07

0 comments:

Posting Komentar