Dalam memperingati 100 Tahun Perempuan Inggris masuk parlemen, Parlemen Inggris mengundang sebanyak 100 perempuan yang menjadi anggota parlemen dari seluruh dunia pada event World's Women MP Conference. Adalah Ledia Hanifa, satu-satunya perempuan yang mewakili Indonesia pada acara yang dihelat di London.
Perempuan yang duduk di Komisi X DPR itu didaulat untuk menyampaikan pandangannya di sidangan umum tentang peran dan model perempuan di parlemen. Ia memaparkan pentingnya perempuan anggota parlemen.
Perempuan anggota parlemen harus menjadi rujukan bagi perempuan lainnya yang ingin berjuang di politik. Caranya bisa terbuka soal aktivitas kita lewat media dan sosial media.
Ia juga mengatakan untuk jangan pernah takut dalam mendukung perempuan lain yang juga menjadi anggota parlemen. Dampingi dan didik mereka untuk sama-sama berjuang di parlemen.
Melihat pada sejarah perjuangan perempuan dalam pergerakan Indonesia sejak Indonesia belum merdeka, tepatnya pada 1928. Sementara sebagai anggota dewan, Indonesia memiliki peraturan kuota minimal 30 persen untuk mengakomodir peran perempuan di parlemen.
"Kami percaya meningkatnya partisipasi perempuan di parlemen bukan soal angka tetapi tentang peningkatan kapasitas perempuan di parlemen. Perempuan memiliki kapabilitas dan kekuatan untuk memperjuangkan isu yang sangat terkait dengan mereka di parlemen," kata Ledia
Ledia memiliki harapan semakin banyak perempuan yang terpilih mewakili rakyat untuk berjuang di parlemen, termasuk di Indonesia. "Jika terpilih itu hanya awalan. Yang lebih penting adalah menunjukkan kinerja terkait isu-isu perempuan, anak dan keluarga untuk negara yang kita cintai," ujarnya.
--
Sumber : Berita Satu, RMOL
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/11/12/perempuan-wakili-indonesia-di-world-s-women-mp-conference
Perempuan yang duduk di Komisi X DPR itu didaulat untuk menyampaikan pandangannya di sidangan umum tentang peran dan model perempuan di parlemen. Ia memaparkan pentingnya perempuan anggota parlemen.
Perempuan anggota parlemen harus menjadi rujukan bagi perempuan lainnya yang ingin berjuang di politik. Caranya bisa terbuka soal aktivitas kita lewat media dan sosial media.
Ia juga mengatakan untuk jangan pernah takut dalam mendukung perempuan lain yang juga menjadi anggota parlemen. Dampingi dan didik mereka untuk sama-sama berjuang di parlemen.
Melihat pada sejarah perjuangan perempuan dalam pergerakan Indonesia sejak Indonesia belum merdeka, tepatnya pada 1928. Sementara sebagai anggota dewan, Indonesia memiliki peraturan kuota minimal 30 persen untuk mengakomodir peran perempuan di parlemen.
"Kami percaya meningkatnya partisipasi perempuan di parlemen bukan soal angka tetapi tentang peningkatan kapasitas perempuan di parlemen. Perempuan memiliki kapabilitas dan kekuatan untuk memperjuangkan isu yang sangat terkait dengan mereka di parlemen," kata Ledia
Ledia memiliki harapan semakin banyak perempuan yang terpilih mewakili rakyat untuk berjuang di parlemen, termasuk di Indonesia. "Jika terpilih itu hanya awalan. Yang lebih penting adalah menunjukkan kinerja terkait isu-isu perempuan, anak dan keluarga untuk negara yang kita cintai," ujarnya.
--
Sumber : Berita Satu, RMOL
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/11/12/perempuan-wakili-indonesia-di-world-s-women-mp-conference
0 comments:
Posting Komentar